Lebaran 2012, 2 Juta Perantau Minang 'Pulang Basamo'
Payakumbuh-Today.com, Padang: Lebih dari dua juta perantau asal Minangkabau dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri 'pulang basamo' pada Hari Raya Idul Fitri 1433 Hijriah kali ini.Kepala Biro Pembangunan dan Kerja Sama Rantau Pemerintah Provinsi Sumatra Barat Suhermanto Raza, Senin (20/8), mengatakan jumlah perantau Minang yang mudik dalam lebaran kali ini lebih besar dari tahun lalu.
Menurut Suhermanto, berdasarkan data Pemprov terdapat sedikitnya 15 juta perantau Minang yang tersebar di seluruh daerah di Indonesia dan berbagai negara. "Jumlahnya hampir tiga kali lipat jumlah penduduk Sumbar yang hanya 5,4 juta jiwa," ujarnya.
Selama ini, lanjutnya, para perantau sudah banyak berkontribusi bagi
Sumbar. Pemerintah daerah pun mengapresiasi kontribusi besar perantau selama ini kepada kampung halaman.
"Kontribusinya luar biasa. Hasilnya sudah terlihat. Dari sisi pembangunan fisik saja, sebagian besar bangunan dan infrastruktur publik non pemerintah di Sumbar dibangun dengan dana perantau. Fakta lain terlihat pascagempa 2009, banyak sekali bantuan yang masuk ke ranah," katanya.
Ia mengharapkan kontribusi tersebut tidak surut. "Gubernur sudah
menyampaikan pada Bupati, Wali Kota dan Wali Nagari agar bermusyawarah dengan perantau. Nanti bisa dimusyawarahkan di nagari masing-masing bagaimana bentuk dan pengembangan kerja sama, sesuai dengan situasi dan kebutuhan," kata Suhermanto.
Di tingkat provinsi, pola kerja sama pemerintah provinsi dengan rantau
diatur Peraturan Gubernur No 39 tahun 2009. "Di tingkat kabupaten/kota, tiga kabupaten yang dinilai cukup baik menjalin hubungan dengan perantau adalah Agam, Tanah Datar dan Padang Pariaman," ujarnya.
Pemprov Sumbar, menurut Suhermanto, mengharapkan kontribusi perantau tidak harus berbentuk pembangunan fisik. "Namun juga untuk membantu meningkatkan sumber daya masyarakat yang tinggal di ranah (Minang), mengembangkan potensi ekonomi, pendidikan dan kesehatan."
Ketua Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumbar Sayuti Datuk Rajo Pangulu mengatakan, pulangnya para perantau Minang setiap lebaran merupakan pelaksanaan petuah adat. "Karatau madang di hulu, babuah babungo balun. Marantau buyuang dahulu, di kampuang paguno balun," katanya mengungkapkan istilah adat tersebut.
Pepatah adat tersebut, menurut Sayuti, merupakan saran agar orang Minang merantau untuk mencari ilmu, pendidikan, ekonomi dan karir dan bila telah berhasil diharapkan pulang untuk membangun kampung halaman.
"Sambil bersilaturahim dengan sanak keluarga dan membantu kampung halaman, pelajari dan lestarikanlah adat Minangkabau kita," ujarnya.
Share this Article on : Share
__________________________________________________________________________