|

Suwandel Muchtar, ’Si Kuda Hitam’ dari Koto Nan Ompek

Dalam kancah Pilwako Payakumbuh 2012-2017 yang semakin hari semakin panas, nama Suwandel Muchtar tidak asing lagi. Pengalamannya sebagai calon wakil wali kota 2002-2007 dan bakal calon wakil wali kota 2007-2012, membuat jebolan Lemhanas ke-38 tahun 2005 ini dinilai sebagai salah satu kuda hitam.


”Ah, itu kan pandai teman-teman wartawan saja. Saya ini belum apa-apa. Yang pasti, saya serius untuk berkompetisi secara sehat dan elegan, dalam Pilwako Payakumbuh 2012-2017,” ujar Suwandel Muchtar dengan nada merendah, ketika sejumlah wartawan memuji track record-nya, akhir Februari lampau.


Suwandel memang terkenal rendah hati. Ia lahir di Nagari Koto Nan Ompek, Payakumbuh Barat, 16 November 1954. Pendidikan SD, ST, STM dilaluinya di Payakumbuh dari 1967 sampai 1973. Setamat STM ia masuk pula ke SMU di Padang dan tamat 1978. Setelah itu, baru melanjutkan ke STI SOSPOL Padang.


Setemat dari jurusan administrasi negara 1985, Suwandel memilih mengabadi sebagai pegawai negeri sipil. Karirnya menanjak setelah terpilih sebagai Kasubag TU Rektorat Unand (1990-1993), Kabag TU Fakulta MIPA Unand (1993-1994), Kabag Umum Hukum, Tatalaksana dan Perlengkapan Unand (1994-1997).


Pada tahun 1997 atau sebelum reformasi meletus, Suwandel menjabat sebagai Kabag TU Fakultas Sastra Unand sampai 2002. Dari sini, kariernya semakin melejit. Pria yang sudah melanglang buana ke Malaysia Singapura, Thailand, dan Jepang ini, dipercaya sebagai Kepala Biro Perencanan dan Sistem Informasi Unand.


”Saya menjabat Kabiro Perencanaan dan Sistem Informasi itu enam atau atau sampai tahun 2008. Setelah itu, baru menjadi Kepala Biro Adm Akademik dan Kemahasiswaan Unand sampai tahun 2010. Sekarang atau sejak 2006 saya menjadi dosen luar biasa Unand dalam mata kuliah Kewarganegaraan dan Pancasila,” ujar Suwandel Muchtar.


Mungkin karena dibesarkan di lingkungan kampus, Suwandel saat tampil lagi dalam panggung Pilwako 2012, langsung memusatkan perhatiannya kepada dunia pendidikan. ”Saya lihat, Payakumbuh bisa menjadi kota tujuan pendidikan. Menyusul dibukanya Unand Multi Kampus Payakumbuh dan kehadiran sejumlah perguruan tinggi,” ujarnya.


Hanya saja, cita-cita menjadikan Payakumbuh kota tujuan pendidikan, tentu tidak bisa sebatas ucapan saja. ”Perlu kerja keras dan kesungguhan. Pada tahap awal, kita bisa saja melihat potensi geografis Payakumbuh yang berada di perlintas Sumbar-Riau dan diprediksi aman dari ancaman bencana. Tapi tahap berikutnya, harus ada keberpihakan anggaran terhadap pendidikan,” ucap Suwandel.


Di sinilah Suwandel melihat, pemerintah perlu berpihak kepala lembaga pendidikan, baik perguruan tinggi maupun pendidikan dasar dan menengah.


Bagaimana cara merealisasikan anggaran yang pro-pendidikan dan pro konstitusi? Bekas Sekretaris Panitia Pelaksana Penganugrahan Gelar Doktor Kehormatan Dr. (H.C) kepada Presiden SGY itu, belum mau sesumbar dulu. (***)



Share this Article on : Share

__________________________________________________________________________

0 komentar for "Suwandel Muchtar, ’Si Kuda Hitam’ dari Koto Nan Ompek"

Leave a reply