|

Siapkan Tiga Robot untuk Juara. Robot Politeknik Negeri Padang Menuju Kontes Nasional


Kabar gembira datang dari Politeknik Negeri Padang. Dua dari tiga kategori yang diikuti dalam Kontes Robot Indonesia Regional I Sumatera di STMIK Potensi Utama Medan, 4-5 Mei, lolos ke Kontes Robot Cerdas Indonesia (KCRI) Nasional. Iven ini akan digelar di Institut Teknologi Bandung (ITB), pada 29 Juni-1 Juli mendatang.

POLITEKNIK Negeri Pa­dang (PNP) optimistis bisa memenangkan kontes robot tingkat nasional itu. Kini, tim robotik PNP tengah menyem­pur­nakan tiga robot yang akan diikutsertakan, yakni robot Simidun SP II, Datuk Maring­gih V.2.0 dan Buyung.

Satu dari dua robot itu, robot Simidun SP II diyakini mampu bersaing dengan robot-robot lainnya pada cabang Ro­bot Soccer Humanoid Lea­gue (RSHL) kategori KRCI.

“Mudah-mudahan robot kami ini bisa menang dalam kontes robot tingkat nasional nanti,” kata perancang robotic, Ari Mulia, kepada Padang Ekspres, kemarin.

Ari bersama tiga teman­nya, Feri Febrian, Anggi Pri­ma­dani dan Oki Fitra Kasma­yudi tengah menambahkan beberapa program pada robot-robot yang akan diikutsertakan dalam kontes robot nasional.

“Untuk robot Simidun, program yang dimasukkan bisa mengenali bola, lawan, menendang dan menggiring bola, serta mengarahkan bola ke arah gawang lawan,” kata Ari Cs.

Proses pembuatan robot tersebut, kata Ari, dimulai se­jak adanya pengumuman da­ri Direktorat Penelitian dan Pe­ngabdian Masyarakat (DP2M) Direktorat Jenderal Pendi­di­kan Tinggi (Dikti) melalui PNP.

Dia bersama tiga temannya merancang robot tersebut sesempurna mungkin. “Lebih kurang satu bulan lamanya kami merancang robot ini dengan biaya masing-masing robot bervariasi,” ungkap Ari.

Untuk robot Simidun, kata Ari, menelan biaya hampir Rp 100 juta. Sebab, robot yang mengikuti cabang RSHL ini ada tiga, satu untuk kiper dan dua untuk penyerang. “Alat yang dipasangkan pun mahal. Syukur, semua biaya ditang­gung kampus,” ucapnya.

Sebut saja komponen motor, harganya lebih Rp 1 juta per unit. “Untuk satu robot Si­m­i­dun, butuh 20 motor dengan tipe Servo AX-12,” kata ma­hasiswa semester VI Juru­san Teknik Elektro PNP itu.

Selain motor, dibutuhkan kamera untuk robot Simidun. Harganya juga mahal karena tipenya CMUCAM3. “Kemu­dian robot Datuak Maringgih V.2.0, dan robot Buyung, biaya rakitannya juga hampir sama,” ulas mahasiswa asal Situjuah­gadang, Limapuluh Kota ini.

Hal senada diungkapkan Oki Fitra Kasmayudi. Keber­ha­silan mereka menciptakan ro­bot, tidak terlepas dari bim­bing­­an para dosesn yaitu, Fir­daus, Ervan Asri, dan Nasrul­lah.

“Tanpa bantuan dan du­kung­an pembimbing, kami be­lum tentu bisa menciptakan robot seperti robot Simidun, Datuak Maringgih V.2.0, dan robot Buyung yang akan me­nam­pilkan tari tradisional Mi­nangkabau, yaitu tari piring,” tutur alumni SMK Adi Karya Ranah Pesisir, Pessel itu.

Pembantu Direktur III PNP, Surfa Yondri mengatakan, robot Simidun SP II, prestasinya banyak. Di anta­ranya, juara I pada Kontes Robot Regional Sumatera di Ba­tam 2011, dan juara II pada Kon­tes Robot Regional Suma­tera di Medan pada awal Mei. “Dengan prestasi ini, maka besar harapan kami, robot Simidun bisa masuk tiga besar nasional,” kata Surfa Yondri.

Untuk robot Datuak Ma­ring­gih V.2.0, berkompetisi dalam cabang Fire-Fighting Beroda. “Kami juga optimistis robot ini bisa menang. Sebab, masih ada waktu dua minggu lagi bagi kami menjadikan robot tersebut tampil sempur­na,” papar Surfa Yondri.

Dalam kontes ini, dosen dan mahasiswa dilibatkan se­cara multidisiplin. “Kami juga mencoba mendukung maha­sis­wa mengeksplorasi kemam­puan mereka dalam peran­cang­an, implementasi, dan strategi serta harus me­ngem­bangkan ide-ide. Ini agar dapat membuat dan meran­cang sua­tu wahana bergerak ber­ben­tuk robot, dengan ber­ba­gai bentuk dan struktur ser­ta kecer­da­sannya,” pung­kas­nya. (***)

POLITEKNIK Negeri Pa­dang (PNP) optimistis bisa memenangkan kontes robot tingkat nasional itu. Kini, tim robotik PNP tengah menyem­pur­nakan tiga robot yang akan diikutsertakan, yakni robot Simidun SP II, Datuk Maring­gih V.2.0 dan Buyung.

Satu dari dua robot itu, robot Simidun SP II diyakini mampu bersaing dengan robot-robot lainnya pada cabang Ro­bot Soccer Humanoid Lea­gue (RSHL) kategori KRCI.

“Mudah-mudahan robot kami ini bisa menang dalam kontes robot tingkat nasional nanti,” kata perancang robotic, Ari Mulia, kepada Padang Ekspres, kemarin.

Ari bersama tiga teman­nya, Feri Febrian, Anggi Pri­ma­dani dan Oki Fitra Kasma­yudi tengah menambahkan beberapa program pada robot-robot yang akan diikutsertakan dalam kontes robot nasional.

“Untuk robot Simidun, program yang dimasukkan bisa mengenali bola, lawan, menendang dan menggiring bola, serta mengarahkan bola ke arah gawang lawan,” kata Ari Cs.

Proses pembuatan robot tersebut, kata Ari, dimulai se­jak adanya pengumuman da­ri Direktorat Penelitian dan Pe­ngabdian Masyarakat (DP2M) Direktorat Jenderal Pendi­di­kan Tinggi (Dikti) melalui PNP.

Dia bersama tiga temannya merancang robot tersebut sesempurna mungkin. “Lebih kurang satu bulan lamanya kami merancang robot ini dengan biaya masing-masing robot bervariasi,” ungkap Ari.

Untuk robot Simidun, kata Ari, menelan biaya hampir Rp 100 juta. Sebab, robot yang mengikuti cabang RSHL ini ada tiga, satu untuk kiper dan dua untuk penyerang. “Alat yang dipasangkan pun mahal. Syukur, semua biaya ditang­gung kampus,” ucapnya.

Sebut saja komponen motor, harganya lebih Rp 1 juta per unit. “Untuk satu robot Si­m­i­dun, butuh 20 motor dengan tipe Servo AX-12,” kata ma­hasiswa semester VI Juru­san Teknik Elektro PNP itu.

Selain motor, dibutuhkan kamera untuk robot Simidun. Harganya juga mahal karena tipenya CMUCAM3. “Kemu­dian robot Datuak Maringgih V.2.0, dan robot Buyung, biaya rakitannya juga hampir sama,” ulas mahasiswa asal Situjuah­gadang, Limapuluh Kota ini.

Hal senada diungkapkan Oki Fitra Kasmayudi. Keber­ha­silan mereka menciptakan ro­bot, tidak terlepas dari bim­bing­­an para dosesn yaitu, Fir­daus, Ervan Asri, dan Nasrul­lah.

“Tanpa bantuan dan du­kung­an pembimbing, kami be­lum tentu bisa menciptakan robot seperti robot Simidun, Datuak Maringgih V.2.0, dan robot Buyung yang akan me­nam­pilkan tari tradisional Mi­nangkabau, yaitu tari piring,” tutur alumni SMK Adi Karya Ranah Pesisir, Pessel itu.

Pembantu Direktur III PNP, Surfa Yondri mengatakan, robot Simidun SP II, prestasinya banyak. Di anta­ranya, juara I pada Kontes Robot Regional Sumatera di Ba­tam 2011, dan juara II pada Kon­tes Robot Regional Suma­tera di Medan pada awal Mei. “Dengan prestasi ini, maka besar harapan kami, robot Simidun bisa masuk tiga besar nasional,” kata Surfa Yondri.

Untuk robot Datuak Ma­ring­gih V.2.0, berkompetisi dalam cabang Fire-Fighting Beroda. “Kami juga optimistis robot ini bisa menang. Sebab, masih ada waktu dua minggu lagi bagi kami menjadikan robot tersebut tampil sempur­na,” papar Surfa Yondri.

Dalam kontes ini, dosen dan mahasiswa dilibatkan se­cara multidisiplin. “Kami juga mencoba mendukung maha­sis­wa mengeksplorasi kemam­puan mereka dalam peran­cang­an, implementasi, dan strategi serta harus me­ngem­bangkan ide-ide. Ini agar dapat membuat dan meran­cang sua­tu wahana bergerak ber­ben­tuk robot, dengan ber­ba­gai bentuk dan struktur ser­ta kecer­da­sannya,” pung­kas­nya. (***)



Share this Article on : Share

__________________________________________________________________________

1 komentar for "Siapkan Tiga Robot untuk Juara. Robot Politeknik Negeri Padang Menuju Kontes Nasional"

Leave a reply