|

Pangkalan-Manggilang Nyaris Rusuh


Limapuluh Kota —Ibadah puasa Ramadhan tercoreng di Kabu­pa­ten Limapuluh Kota. Warga dua na­gari bertetangga di Kecamatan Pang­kalan Koto Baru, lepas kontrol hing­ga nyaris terlibat cakak banyak atau tawuran, Minggu (22/7) malam. Beruntung, polisi dibantu TNI dan pe­merintah kedua nagari—Nagari Pang­­kalan dan Nagari Manggilang—da­pat mengendalikan konsentrasi massa, sehingga situasi dapat diken­dalikan.

“Tadi, memang sempat terjadi salah paham antara warga Nagari Mang­gilang dengan warga Jorong Pauh, Nagari Pangkalan. Sempat pula terjadi konsentrasi massa pada kedua nagari. Tapi sekarang, situasi sudah kembali kondusif. Pemuka kedua na­gari, sedang membahas per­damaian,” kata Kapolres Lima­puluh Kota AKBP Partomo Iriananto kepada Padang Ekspres, tadi malam.

Informasi yang dirang­kum Padang Ekspres di Kecamatan Pangkalan Ko­to Baru menyebutkan, ri­buan warga Nagari Mang­gilang dan Nagari Pangka­lan, nyaris terlibat terlibat kontak fisik, menyusul salah paham antara sekelompok pe­mu­da dari kedua na­gari, setelah pelak­sanan tradisi po­tang balimau atau mandi-mandi se­belum Ramadhan, Kamis (19/7) lalu.

”Setelah pe­laksanaan po­tang balimau di pinggir Batang Maek, Nagari Pangkalan, Kamis lalu, rupanya terjadi salah pa­ham antara sekelompok kecil pemuda dari Nagari Manggilang de­ngan pe­muda dari Jorong Pauh, Na­gari Pangkalan. Salah pa­ham itu, berujung perkelahian di simpang SMKN Gambir Pang­­kalan pada Sabtu (21/7) ma­lam,” jelas AKBP Partomo Iriananto.

Usai perkelahian di simpang SMKN Gambir, 100 meter sebe­lum SPBU Pangkalan dari arah Pa­yakumbuh tersebut, dua pe­mu­da Pangkalan yang belum terlacak iden­titasnya, dilaporkan me­nga­lami luka ringan. Untuk itu,­ aparat Pol­sek Pangkalan ber­sama pe­merintah kedua na­gari dan pemu­ka masyarakat, men­coba mencari jalan penyelesaian ter­baik.

“Pada Sabtu malam itu, dua pi­hak yang berkelahi sudah ber­damai di Polsek Pangkalan,” im­buh AKBP Partomo Iria­nanto. Tapi, perdamaian tersebut tidak ter­laksana efektif. Buktinya, pa­da Minggu (22/7) sore, dua pe­muda Manggilang yang me­ngen­darai sepeda motor, dicegat oleh sekelompok pemuda Pang­k­a­­lan di depan Masjid Raya Pang­kalan.

Setelah kedua pemuda Mang­­gilang dicegat, sepeda motor mereka diambil dan dibakar oleh pemuda Pangkalan. Aksi pem­bakaran itu tersiar luas sam­pai ke Manggilang. Pun­caknya, pe­muda dari Mang­gilang mem­ba­las peristiwa tersebut, dengan me­lempari dua kendaraan jenis dump truck milik warga Pang­ka­lan yang lewat di nagari me­reka.

Polisi yang mengetahui keja­dian tersebut langsung bertin­dak cepat. Kapolres Limapu­luh Kota AKBP Partomo Iriananto ber­sama Wakapolres Kompol Heru Ekhwanto, Kasat Reskrim AKP Russirwan, dan Kasat Intel­kam AKP Sunarya, langsung be­rang­kat dari Mapolres Li­ma­pu­luh Kota di kawasan Keting­gian, Ke­camatan Harau, menuju Pang­­­kalan dengan membawa per­­sonel bersenjata lengkap.

Sesampai di Pangkalan, per­sonel Polres Limapuluh Kota dan personel Polsek Pangkalan, lang­sung berjaga-jaga di per­ba­ta­san Nagari Manggilang de­ngan Nagari Pangkalan. Se­lain ber­jaga-jaga di perbatasan, se­jum­lah polisi berseragam preman juga diturunkan untuk me­me­cah konsentrasi massa dan mengendalikan situasi.

Sekitar pukul 22.00, situasi di Pangkalan mulai berangsur kon­dusif. Karena itu, para pe­muka masyarakat dan pe­merin­tah dari kedua nagari, langsung menggelar pertemuan di Rumah Ma­­kan Sederhana, milik pe­mu­ka masyarakat Pangkalan Da­­tuak Lelo.

Pertemuan untuk mem­b­a­has upaya perdamaian itu difasi­li­tasi langsung oleh Kapol­res Li­ma­puluh Kota AKBP Par­tomo Iria­nanto bersama Mus­pika Pang­kalan, termasuk Danramil Pang­kalan Kapten Joni Forta. “Saat ini, rapat masih ber­lang­sung. Tapi si­tuasi di lapa­ngan, su­dah kon­du­sif,” kata Kapten Jo­ni Forta ke­pa­­da Padang Eks­pres tadi ma­lam.

Wali Nagari Pangkalan Des­wanto dan Wali Nagari Mang­gi­lang Ridwan, yakin per­soalan sa­lah paham antara kelompok pe­muda dari nagari mereka, akan dapat diselesaikan secara ke­ke­luar­g­aan. “Kami yakin, per­soalan ini akan menemui titik te­rang dan men­dapati solusi ter­baik. Seka­rang, kami sedang ra­pat,” kata Deswanto diamini Ridwan.

Kedua wali nagari juga me­minta masyarakatnya ma­sing-ma­sing menahan diri dan tidak ter­provokasi. “Bagaimanapun, an­tara Pangkalan dan Mang­gilang, masih satu rum­pun. Masih satu kecamatan. Salah paham yang terjadi, pasti dapat kita selesaikan secara baik-baik. Apalagi, sekarang situasi sudah kondusif,” kata Deswanto.

Hal serupa disampaikan Wa­kil Bupati Limapuluh Kota Asyir­wan Yunus yang meru­pa­kan pu­tra Kecamatan Pang­ka­lan. “Tadi, kita sudah koor­dinasi de­ngan kapolres, kedua wali na­gari dan niniak mamak dari ke­dua nagari. Harapan kita, mas­yarakat agar dapat menahan diri. Apalagi, kita masih berada pa­da po­s­­isi satu kecamatan dan da­lam suasana bulan Ra­madhan,” ujar Asyirwan.

Sampai berita ini ini ditu­runkan, kondisi di Keca­matan Pangkalan, terutama di Nagari Manggilang dan Pangkalan, di­laporkan berangsur kondusif. Ken­dati demikian, sebanyak 100 personel Polres Limapuluh Kota dan Polres Pangkalan, masih ber­jaga-jaga di kedua nagari.

“Kita bersama 100 personel, ma­sih standby di Pangkalan un­tuk berjaga-jaga, sekalian me­nunggu hasil rapat antara pe­merintah kedua nagari, niniak mamak, dan tokoh masyarakat da­ri kedua nagari. Kita berharap, sa­lah paham yang terjadi, dise­lesaikan secara baik-baik,” ujar AKBP Partomo Iriananto.



Share this Article on : Share

__________________________________________________________________________

0 komentar for "Pangkalan-Manggilang Nyaris Rusuh"

Leave a reply