Drum Meledak, Toke Ternak Koma. Tukang Las Pingsan, Petugas Medis Arogan
Payakumbuh (Today news) — Sebuah drum kosong yang akan dijadikan sebagai bak penampung air, meledak saat dilas pada sebuah bengkel di Kelurahan Limbukan, Payakumbuh Selatan, Jumat (10/8) pagi. Peristiwa naas itu mengakibatkan 1 orang koma karena terluka akibat serpihan drum dan 1 orang pingsan akibat ledakan drum yang terlalu keras. Kapolres Payakumbuh AKBP Rubintoro Suhada membenarkan peristiwa tersebut. ”Ya, ada drum kosong yang meledak setelah dilas pada sebuah bengkel di Limbukan. Dalam peristiwa itu, 1 orang koma dan dirawat di rumah sakit, sedangkan 1 orang lainnya pingsan,” ujar AKBP Rubintoro kepada Padang Ekspres, Jumat siang. Menurut Kasat Reskrim Polres Payakumbuh AKP Jefrizal Jarun, korban koma tersebut, diketahui bernama Ris, 50, toke ternak asal Jorong Padangjariang, Nagari Situjuahgadang, Kabupaten Limapuluh Kota. Sedangkan korban pingsan bernama Zal, 22, asal Kelurahan Limbukan dan berprofesi sebagai tukang las. ”Sampai sekarang, Ris masih dirawat di RSUD Adnan WD Payakumbuh. Sedangkan Zal, sempat dirawat di Puskemas Padangkarambia karena pingsan akibat mendengar ledakan yang terlalu keras. Kami, masih menyelidki peristiwa ini. Kesimpulan sementara, terjadi kelalaian kerja,” ujar AKP Jefrizal Jarun. Rang sumando Nagari Auakuniang, Payakumbuh Selatan itu menyebut, peristiwa meledaknya drum kosong saat dilas pada sebuah bengkel di Limbukan, berawal ketika korban Ris yang memiliki sebuah drum, datang menemui tukang las Zal di Limbukan pada Jumat pagi. Ris yang baru membeli drum bekas, berencana membuat sebuah tempat penampung air. Agar tempat penampungan air itu berbentuk lebih baik, Ris meminta bantuan Zal sebagai tukang las. Oleh Zal, permintaan Ris dikabulkan dengan memulai mengelas drum yang berada di hadapannya. Sayang, saat memulai mengelas drum untuk dibentuk sebagai bak penampung air, Zal lupa membuka tutup drum. Sehingga udara yang berada di dalam drum menjadi terkurung, lalu menimbulkan tekanan. Akibat tekanan udara itu, drum akhirnya meledak dan mengeluarkan dentuman teramat keras. Seiring dengan ledakan dahsyat tersebut, alas drum yang terbuat dari besi atau plat baja ikut melayang. Hingga kemudian hinggap di kepala kiri Ris yang ikut menyaksikan Zal mengelas drumnya. Alhasil, Ris pun langsung koma dan dirawat di RSUD Adnan WD. Sementara, Zal langsung pingsan melihat kejadian tersebut. Ketika sejumlah wartawan Unit Polres Payakumbuh datang ke RSUD Adnan WD untuk mengabadikan gambar Ris atas sepengetahuan kepolisian, petugas medis justru terkesan menghalang-halangi wartawan. ”Kita tak dibolehkan mengambil gambar,” kata wartawan Posmetro Padang, Aking R Yunanda dan kontributor TVRI Edward. Peristiwa wartawan dilarang mengambil gambar korban di RSUD Adnan WD, bukanlah kali pertama dialami wartawan cetak dan elektronik. Kalangan wartawan menyesalkan insiden tersebut dan berharap petugas medis menghormati kebebasan pers dan tidak arogan. Terkait hal ini, Direktur RSUD Adnan WD Payakumbuh, dr Herijon, pernah dua kali memfasilitasi wartawan dengan anak buahnya. Waktu itu, dr Herijon meminta petugas medis, untuk memberi kesempatan kepada wartawan mengambil gambar, setelah mendapat izin dari keluarga pasien atau kepolisian. Walau demikian, wartawan juga diharapkan tidak menggangu kerja petugas medis.
Share this Article on : Share
__________________________________________________________________________