Fly Over Kelok Sembilan Dibuka
Kendati sempat tertunda selama tiga kali, akhirnya uji coba pemakaian jembatan layang (fly over) Kelok Sembilan yang menghubungkan Provinsi Sumatra Barat dengan Riau, Kecamatan Harau, Limapuluh Kota, bakal terwujud Rabu (15/8) sore.
Syaratnya, kecepatan kendaraan yang menempuh jembatan, tidak boleh melebihi 40 kilometer/jam. Dinas Prasjal Tarkim dan Dinas Perhubungan Sumatra Barat, serta Polres Limapuluh Kota, memberlakukan buka-tutup.
Tahap awal, jelang Idul Fitri, jembatan dibuka untuk pengendara yang meluncur dari arah Riau menuju Sumbar. Selepas Lebaran, fasilitas jalan disuguhkan untuk kendaraan dari Sumbar menuju Riau selama tujuh hari.
Tahap awal, jelang Idul Fitri, jembatan dibuka untuk pengendara yang meluncur dari arah Riau menuju Sumbar. Selepas Lebaran, fasilitas jalan disuguhkan untuk kendaraan dari Sumbar menuju Riau selama tujuh hari.
Ujicoba pemakaian jembatan layang, dijadwalkan Selasa (14/8). Hanya saja, demi mengantisipasi terjadinya kecelakaan lalu-lintas dan ancaman keselamatan pemudik, Kapolres AKBP Partomo Iriananto dan Wakapolres Kompol Heru Ekwanto, meminta kepada pihak kontraktor, pemerintah provinsi dan pemerintah daerah, lebih dulu membersihkan lapak-lapak di pinggir jalan sebelah kiri, arah Sumbar.
Lapak sejenis warung kopi, berjumlah lebih kurang enam unit dan terletak di bibir jalan, pintu masuk jembatan layang.
“Jika warung tidak dipindahkan, kami belum berani memberikan izin ujicoba pemakaian jembatan. Sebab akan mengancam keselamatan banyak jiwa,” tegas Kapolres, menjawab permintaan Kadis Prasjal Tarkim Sumbar, Suprapto.
Kapolres meminta, sebelum dioperasikan, seluruh material proyek harus steril dari jembatan layang. Tidak terkecuali, pihak pekerja diminta membersihkan sisa cat pembatas jalan. “Pokoknya harus steril dulu, baru kita buka,” pungkas Partomo Iriananto.
Sikap tegas Kapolres, diangguki Bupati Alis Marajo dan disetujui Suprapto. Tidak hanya sekadar menyetujui, hari ini dijadwalkan, pembukaan ujicoba jembatan layang dipimpin Gubernur Irwan Prayitno.
“Kalau bisa, Pak Gubernur saja yang memimpin ujicoba pemakaian fly over,” pinta Alis Marajo didampingi Kabag Humas, M Siebert.
Dikawal 24 jam
Kepada Singgalang, Suprapto menjelaskan, selama ujicoba, jembatan layang kelok sembilan yang dibangun melalui APBN bernilai ratusan miliar tersebut akan dikawal ketat petugas kepolisian, Dinas Perhubungan dan Pol PP selama 24 jam.
Sepekan setelah lebaran, aktivitas lalu-lintas di jembatan layang resmi ditutup, hingga pengerjaan proyek tahap II tuntas dilakukan.
Suprapto mengemukakan, pembatasan kecepatan kendaraan dilakukan karena beberapa faktor.
“Kita bisa lihat, pinggir pembatas jembatan, kondisinya rendah. Setelah itu, lampu penerang jalan juga belum lengkap. Makanya, pengendara tidak boleh ngebut,” ujar Suprapto.
“Kita bisa lihat, pinggir pembatas jembatan, kondisinya rendah. Setelah itu, lampu penerang jalan juga belum lengkap. Makanya, pengendara tidak boleh ngebut,” ujar Suprapto.
Mudrika menyebutkan, buka-tutup jembatan layang, merupakan bentuk penghargaan pemerintah provinsi kepada perantau yang pulang kampung.
“Makanya, tahap awal jembatan layang ini kita buka dari arah Riau. Setelah lebaran nanti, baru dibuka untuk pengendara dari Sumbar ke Riau. Ini apresiasi untuk perantau,” sambung mereka.
Suprapto membantah, proyek jembatan layang kelok sembilan plus peledakan bukit yang dilakukan di sekitar proyek, telah merusak hutan cagar Alam Aia Putiah, Kecamatan Harau, seperti yang ditemukan sejumlah aktivis LSM dan pecinta lingkungan.
Menurut dia, peluasan pengerjaan proyek hingga peledakan perbukitan, sudah dikoordinasikan dengan Dinas Kehutanan. “Aman, tidak ada kerusakan,” pungkas dia.
Pelayanan prima
Beberapa sopir pengangkut beras dan telur asal Limapuluh Kota menuju Riau ketika diinformasikan kabar pembukaan jembatan layang, girang hatinya.
Beberapa sopir pengangkut beras dan telur asal Limapuluh Kota menuju Riau ketika diinformasikan kabar pembukaan jembatan layang, girang hatinya.
Mereka berharap pembukaan jembatan layang dapat meminimalisir terjadinya kemacetan arus mudik lebaran. Aparat Kepolisian Resor Limapuluh Kota mencatat, volume kendaraan yang melewati Sumbar-Riau masih normal.
Kemungkinan besar, menurut Kapolres Partomo Iriananto dan Kasat Lantas AKP Agustober, puncak kepadatan aktifitas jalan negara Sumbar-Riau akan berlangsung H-3 sampai H-2 lebaran.
Kendati demikian, jajaran Polres jauh hari sudah menerjunkan ratusan personil dari beragam satuan dan Polsek terdekat, untuk mengamankan arus mudik dan memberikan pelayanan ops ketupat. “Kita punya dua pos, 24 jam dibuka,” kata Kasat Lantas.
Selain menempatkan anggota di pos pelayanan dan pengamanan, Polres juga menyebarkan intelijen dan anggota Sat Reskrim di sejumlah titik lokasi yang dianggap rawan kriminalitas.
Share this Article on : Share
__________________________________________________________________________