Piphit, Rekatkan Indonesia-Malaysia lewat Lagu
JAKARTA - Alunan dua nomor lagu "Pertemuan Di Johor Baharu" dan "Padang – Kuala Lumpur" yang dibawakan penyanyi kondang berdarah Minang, Phipit Snow, dengan Nassier Wahab warga negara Malaysia, cukup efektif mengendorkan saraf penggemar tarik suara dalam menyikapi kekisruhan klaim budaya milik Indonesia oleh Malaysia.
Melalui dua lagu yang langsung ditangani oleh lima musisi senior Indonesia yakni Papa T Bob, Richard Kyoto, Sam Bobo, Nurwan Sugess dan Yongky RM itu, agaknya persaudaraan sebagai negara serumpun Indonesia dengan Malaysia bakal terekat kembali.
"Kalau lagu itu akan berdampak positif terhadap hubungan Indonesia dengan Malaysia, tentu saya mensyukurinya. Tapi dari sisi penyanyi saya sama sekali tidak punya motivasi ke arah politis," kata Phipit Snow, kepada JPNN, di Jakarta, Minggu (8/7).
Di dampingi produsernya, Frid Razalle, Piphit kelahiran Kota Bukittinggi, 27 Januari 1974 itu menjelaskan duetnya dengan Nassier Wahab diinisiasi oleh lima musisi tersebut atas pertimbangan karakter suara yang dianugerahkan Tuhan pada dirinya.
"Para musisi itu yang mendorong saya duet dengan Nassier Wahab untuk sejumlah lagu yang mereka nilai bisa diterima pasar negara serumpun seperti Indonesia, Malaysia, Singapore dan mungkin saja Brunei. Sebagai seorang penyanyi, saya tidak punya keahlian di bidang itu," ungkapnya.
Dikatakannya, keterampilan menyanyi dia asah semenjak duduk di bangku sekolah dasar di kampung halamannya. Berbagai even lomba menyanyi mulai dari tingkat kecamatan hingga provinsi di Sumatera Barat merupakan wadah untuk dia selalu berpenampilan sempurna sesuai dengan bakat alam yang dimilikinya.
Menjawab pertanyaan, kenapa Piphit memulai debut tarik-suara profesional dari negara tetangga Malaysia, alumni SMA 2 Kota Payakumbuh itu mengatakan bahwa secara pribadi dia sesungguhnya ingin memulai karirnya dari kampung halaman.
"Semula saya ingin memulai karir dari Sumbar. Tapi disaat ada salah satu produsen menawarkan kontrak rekaman dengan syarat saya berpakaian non-Muslim, saat itulah saya memutuskan untuk berkarir di negeri orang," tegasnya.
Beda halnya dengan Piphit Snow, rekan duetnya Nassier Wahab justru memahami karya seni bisa mendorong harmonisasi dua negara mengalami pasang-surut hubungan diplomatik.
“Melalui jalur musik atau saya tampil berduet dalam pembuatan album recording, lalu hubungan kedua negara akan lebih baik, kenapa tidak? Saya amat mendukung pencapaian keinginan tersebut,” tegasnya. (fas/jpnn)
Share this Article on : Share
__________________________________________________________________________