Kolom Mahasiswa: Sekuntum Mawar Di Celah Tanah Hitam
Sekilas jika kita coba memperhatikan mawar yang ada di depan halaman rumah. Tidak ada yang istimewa, biasa-biasa saja. Hanya mahkota bunganya yang lebih kelihatan menarik bagi mata untuk memandangnya, sekedar untuk berucap kalimat tasbih memuji Sang Pencipta. Sudah, itu saja.
Tapi jika kita memperhatikan, kenapa sekuntum mawar yang merah merona dan wangi semerbak bisa mekar dengan indahnya dari celah-celah tanah hitam yang kotor dan bau? Kenapa keindahan itu muncul dari tanah yang kotor, hitam, dan bau? Keajaiban penciptaan.
Bacalah. Bacalah dengan menyebut nama Robbmu yang telah menciptakan mu.
Perumpamaan bunga mawar, seperti itulah orang yang memiliki ilmu dan amal. Ilmunya akan menjaga amalnya dari pengaruh luar yang dapat merusak. Serta amalnya akan memperkokoh keilmuannya. Ilmu ibarat duri dan amal ibarat kelopak bunga yang indah.
Amal akan bisa menjadi kenyataan ketika hati telah memutuskan, dan hati dapat memutuskan dengan benar ketika akal telah mengolah data-data yang berguna untuk melakukan apa yang akan dikerjakan/ amalkan. Dan akal akan memberikan input yang benar ketika akal kaya akan ilmu-ilmu yang benar. Semua akan saling berkaitan dan mewarnai.
Ketika amal dan ilmu telah menyatu dalam kehidupan manusia. Hiruk pikuk kepentingan dunia semata tidak ada pengaruh baginya. Malah akan menjadi pemacu diri untuk terus mempertajam ilmu dan memperindah amal.
Sekotor-kotornya tanah tidak akan menjadikan hilangnya keindahan sekuntum bunga mawar. Sehancur-hancurnya zaman tidak akan menjadikan hilangnya militansi amal seorang manusia/ da’i di muka bumi.
Share this Article on : Share
__________________________________________________________________________