|

Inovasi Josrizal Zain

Program agropolitan dan bank sampah, menjadi mimpi Payakumbuh di tahun 2011. “Bukan sekedar impian atau slogan kosong. Tapi, kebijakan Walikota Payakumbuh H. Josrizal Zain ini, mesti kami wujudkan. Seluruh pimpinan SKPD diminta terjun langsung menyukseskan program strategis ini,” ucap Sekdako H. Irwandi, SH, di Balaikota di Bukik Sibaluik Payakumbuh, Jum’at (4/2).


Agropolitan dan bank sampah, inovasi yang diapungkan Walikota Josrizal Zain di awal tahun ini. Dua program tersebut, diyakini, mampu meningkatkan pemberdayaan dan pertumbuhan ekonomi di tengah masyarakat. Konsep agropolitan, membangun kota di kawasan pertanian, sudah dimulai dengan membentuk LKMA (lembaga keuangan mikro agrobisnis) dan sub. terminal agrobisnis (STA) di setiap kecamatan.


Sementara, bank sampah, upaya menjadikan tumpukan sampah di semua TPSS (tempat pembuangan sampah sementara) di kelurahan serta semua sekolah/perkantoran dan pasar tradisional, disulap menjadi sumber pendapatan. Sampah di TPSS, bukanlah barang rongsokan atau buangan, melainkan tumpukan yang bisa diolah menjadi rupiah. Bank sampah, merupakan pengembangan program sanitasi yang sudah membudaya di kota ini.


Sekdako Irwandi mengemukakan, Walikota Josrizal Zain bersama Wawako Syamsul Bahri, kaya dengan ide-ide dalam menjalankan amanah rakyat ini. Program pemberdayaan masyarakat yang menjadi kebijakan Presiden Susilo Bambang Yudoyono secara nasional, dikembangkan walikota dengan kebijakan lokal dengan managemen partisipatif. “Makanya, setiap kebijakan lokal yang dilakukan, hasilnya berbuah manis, tidak mengecewakan,” ucap sekdako.
>


Sekdako mencontohkan, sejumlah prestasi bergengsi yang diukir Payakumbuh sepanjang 2010. Pelayanan publik yang diberikan aparatur kepada warga, berbuah dengan Piala Citra Bhakti Abdi Negara dari Presiden SBY. Kemudian sebagai walikota kaya inovasi, Payakumbuh juga mendapat penghargaan Inovasi Managemen Perkotaan (IMP). Kota bersih dengan Piala Adipura. Peduli dengan karang taruna, Walikota Josrizal juga dinobatkan sebagai Pembina Karang Taruna Terbaik Indonesia.


Dampak kegiatan pemberdayaan yang dilakukan pemko, lewat kebijakan lokal, melalui program sanitasi, ekonomi kerakyatan, peternakan sapi seduaan, intensifikasi pertanian, mencetak tenaga kerja yang siap pakai, dan membudayakan pola hidup bersih dan sehat, mengalami perubahan yang cukup signifikan, terhadap jumlah KK miskin di Payakumbuh.


Angka 5.217 KK miskin yang tercatat pada tahun 2005, berkurang menjadi 3.671 KK pada tahun 2008. Tahun 2009, KK miskin berjumlah 3.142. Bahkan diakhir tahun 2010 ini angka miskin yang ditargetkan akan mencapai 2.638 KK telah menjadi 1.828 KK. Hanya sekitar 6,63% dari jumlah penduduk Payakumbuh. Jika dihitung dari tahun 2005, angka kemiskinan di kota Payakumbuh telah berkurang sebesar 65%.


Soal ekonomi kerakyatan yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Payakumbuh, mencapai 6,7%, satu diantaranya, dari sektor pedagang garendong yang jumlahnya sudah mencapai 1.000 orang. Pedagang bahan-bahan keperluan dapur dan aneka makanan lainnya, yang dibawa dengan sepeda motor itu, memberikan kontribusi cukup besar terhadap pedagang di Pasar Ibuah. Hanya, dalam rentang waktu dua sampai tiga jam, dari pukul 05.30 s/d 08.30, terjadi transaksi Rp2 M.


Menurut Sekdako, keberadaan pedagang garendong itulah yang mengkatrol nilai Payakumbuh lebih tinggi, sehingga beroleh penghargaan IMP 2010. Sebuah penghargaan dari Presiden SBY melalui Mendagri, atas kepala daerah yang punya terobosan-terobosan baru dalam menjalankan roda pemerintahan ini.


Menyangkut program agropolitan yang akan mulai dilakukan sepanjang tahun anggaran berjalan ini, menciptakan, kota pertanian yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha agribisnis serta mampu melayani, mendorong, menarik, menghela kegiatan pembangunan pertanian


Sementara, bank sampah, memberikan nilai tambah terhadap sampah yang diproduksi di rumah tangga. Program ini, telah dilakukan di Kelurahan Padang Kaduduak, Kecamatan Payakumbuh Utara, dengan memberikan 200 unit komposter kepada 200 KK. “Estimasi kita, setiap penduduk nantinya akan memproduksi pupuk organik cair, minimal 40 sampai 50 Kg per bulan. Kalau ini sukses, peningkatan pendapatan masyarakat jauh akan melonjak,” sebut sekdako.



Share this Article on : Share

__________________________________________________________________________

0 komentar for "Inovasi Josrizal Zain"

Leave a reply