Tokoh Adat se-Sumbar Sepakat Siapkan Paga Nagari dan Bentuk Badupari
Payakumbuh-today.com-(Padang)
Wacana peningkatan
peran dubalang menjadi penjaga keamanan nagari semakin menguat. Rabu
malam (10/10), tokoh-tokoh adat yang terdiri dari ninik mamak, bundo
kanduang, pengurus Kerapatan Adat Nagari (KAN) se-Sumbar serta unsur
pemerintahan dan kepolisian di Sumbar, menghadiri rapat koordinasi
pemantapan fungsi dan peran dubalang dalam nagari di Kantor LKAAM Sumbar.
Tokoh-tokoh yang hadir sepakat
membentuk Barisan Dubalang Paga Nagari (Badupari) di semua kabupaten
dan kota se-Sumbar. Ke depan, setiap dubalang akan diberi pembekalan dan keahlian bela diri dasar seperti yang dimiliki polisi.
Pemikiran itu berangkat dari maraknya
kasus kriminalitas di Sumbar, padahal Sumbar selama ini dikenal
daerah paling aman di Indonesia. “Eksistensi dubalang di
tengah masyarakat Minang saat ini semakin lemah. Ruang gerak mereka
semakin sempit,” papar Ketua Umum LKAAM Sumbar M Sayuti Dt Rajo
Pangulu dalam pertemuan tersebut.
Untuk itu, perlu dilakukan koordinasi antara pemangku adat dengan pemerintahan. Dubalang dalam suku hingga dubalang nagari perlu kerja sama dengan pemerintah untuk memfungsikan kembali dubalang.
Dengan adanya dubalang, kata
dia, tugas pemerintahan dan kepolisian dalam memberikan rasa aman pada
masyarakat akan terbantu. Jika dubalang aktif, akan menjadi
personel pengamanan nagari, baik mengendalikan masyarakat maupun
menangkap penjahat di daerahnya.
Untuk itu, LKAAM Sumbar berharap pemerintah Kabupaten/Kota bisa menganggarkan biaya yang dibutuhkan untuk mengaktifkan kembali dubalang. Salah satuya biaya pembinaan, pemberian materi dan keahlian seperti yang dimiliki polisi. “Setiap dubalang nantinya akan dididik,” tuturnya.
Pengamat kebijakan publik, Eka Vidya Putra mengatakan, pengaktifkan dubalang
dalam nagari sangat bagus. Jika pemerintah memiliki dana, sah-sah saja
pemerintah mendukung program ini karena manfaatnya untuk masyarakat
juga.
Walaupun begitu, dia menilai posisi dubalang adalah tugas sosial. Jadi, tanpa adanya anggaran yang disediakan pemerintah, dubalang tetap harus menjalankan fungsinya dalam suku dan nagari. “Jika anggaran tersebut tidak ada, lantas apakah dubalang tidak berjalan juga?” tanya Eka.
Karena itu, Eka Vidya mengingatkan
konsep LKAAM harus jelas. Jangan sampai program yang dibuat hanya
sebagai upaya untuk mendapatkan dana saja.
Sebelumnya, Pengprov Ikatan Pencak
Silat Indonesia (IPSI) Sumbar menyatakan dukungannya terhadap upaya
LKAAM mengerahkan para dubalang menjaga stabilitas daerah.
Sekretaris IPSI Sumbar, Adib Alfikri menegaskan, setiap dubalang
perlu mendapatkan bekal. Salah satunya dengan olahraga beladiri pencak
silat. Ini sekaligus untuk kembali menggairahkan beladiri pencak silat
ke tengah-tengah masyarakat, terutama silat tuo. (padek)
Share this Article on : Share
__________________________________________________________________________