46 Rumah Rusak, Ratusan Warga Ngungsi
Payakumbuh-Today.com, Limapuluh Kota —Sumatera Barat benar-benar ”negeri swalayan bencana”. Bagaimana tidak, belum kering air mata korban galodo di Batubusuak, Kota Padang, dan belum hilang ancaman longsor di kawasan Lembah Anai, Sicincin, Kabupaten Padangpariaman, serta Malalak, Kabupaten Agam. Kemarin sore, Selasa (18/9), giliran angin puting menerjang kawasan Limapuluh Kota dan Solok Selatan (Solsel).
Di Limapuluh Kota, angin puting-beliung menerjang Jorong Sungai-ipuah dan Jorong Coran. Sedangkan di Solsel, puting-beliung menerjang kawasan Pinangawan, Nagari Alam Pauhduo, Kecamatan Pauhduo. Dilaporkan tak ada korban jiwa dalam musibah ini.
Kedua jorong berada di Nagari Sitanang Muaro Lakin, Kecamatan Lareh Sago Halaban atau sekitar 25 kilometer dari arah Selatan Kota Payakumbuh. Sebelum diterjang puting-beliung, kedua jorong diguyur hujan deras.
”Tadi sore, hujan deras mengguyur Jorong Sungai-ipuah dan Jorong Coran. Saat hujan sedang deras-derasnya, datang angin puting-beliung, menerbangkan atap rumah penduduk, menumbangkan pohon-pohon kayu, dan merobohkan tiang listrik,” kata Wali Nagari Sitanang Muaro Lakin, Asmadi Dt Pangeran, 60, diamini Camat Lareh Sago Halaban, Yatmiko, kepada Padang Ekspres, Selasa malam.
Sampai tadi malam, data kerugian akibat puting-beliung pada kedua jorong, masih simpang-siur. Awalnya,Padang Ekspres memperoleh, hanya 8 rumah yang mengalami kerusakan. Setelah itu, Camat Lareh Sago Halaban, Yatmiko menyebut, ada 25 rumah mengalami kerusakan. Tapi tidak lama berselang, data rumah yang dilaporkan rusak semakin bertambah banyak.
”Kalau kami dapat data, ada 56 rumah yang rusak. Rinciannya, 35 rumah rusak ringan, 14 rumah rusak sedang dan 17 rumah rusak berat,” kata Masriyanto, seorang anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Limapuluh Kota yang ikut berada di lokasi bencana kepada Padang Ekspres, tadi malam.
Sementara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Limapuluh Kota yang turun ke lokasi kejadian, memperkirakan, rumah rusak akibat puting beliung di Jorong Sungai-ipuah dan Jorong Coran, mencapai 46 unit. ”Sebanyak 14 unit rusak berat, 14 unit rusak sedang dan 18 unit rusak ringan,” kata Kepala Bidang Penanggulangan Bencana BPBD Firmansyah, didampingi Kepala Seksi Kedaruratan Rahmadinol.
Data BPBD ini kemudian dikuatkan data Camat Lareh Sago Halaban, Yatmiko. ”Setelah dihitung, akhirnya memang berjumlah sekitar 46 unit. Selain rumah, ada pula 1 ternak penduduk yang mati, akibat tertimpa pohon. Ternak yang mati itu berada di Jorong Sungai-ipuah. Sedangkan penduduk, semuanya dipastikan selamat,” kata Yatmiko.
Sampai tadi malam, kondisi di Jorong Sungai-ipuah dan Jorong Coran masih belum pulih seperti sedia kala. Sarana penerangan, masih putus total. ”Masyarakat, masih gelap-gelapan. Listrik padam, hujan masih turun. Hanya saja, tidak terlalu deras,” kata Yatmiko.
Dia memastikan, seluruh warga yang rumahnya rusak akibat puting-beliung sudah mengungsi ke tempat yang lebih aman. ”Walau kami tidak membangun tenda darurat, tapi warga yang rumahnya rusak, sudah mengungsi ke rumah saudara mereka yang tidak terkena dampak puting-beliung,” ujar Yatmiko.
6 Tiang Listrik dan 25 Pohon Ambruk
Di Solsel, angin kencang mengakibatkan enam tiang listrik dan 25 pohon ambruk ke badan jalan di kawasan Pinangawan, Nagari Alam Pauhduo, Kecamatan Pauhduo, kemarin (18/9) sekitar pukul 15.00. Kondisi ini memicu kemacetan di jalan raya Muaralabuh-Padangaro.
Pantauan Padang Ekspres di lokasi kejadian, antrean kendaraan dari dua arah mencapai 1,5 km. Dari arah Pekonina, Pauhduo, terlihat satu buah tiang listrik roboh. Beberapa ratusan meter dari tempat tersebut, lima tiang listrik lagi roboh setelah tertimpa pohon.
Beberapa jam kemudian, lalu lintas di kawasan Pinangawan kembali lancar setelah petugas dari PLN dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solsel, serta warga bahu-membahu membersihkan material yang menutupi badan jalan.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Solsel, Mukhnizen saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya masih membersihkan dan memotong pohon-pohon yang tumbang menutupi jalan. Ia juga mengimbau masyarakat di lereng bukit agar waspada.
Selain hujan deras dan angin kencang, kebakaran juga mewarnai musibah di Solok Selatan. Senin (17/9), satu unit rumah semi permanen di Trans Dusuntangah, Blok H, Sangir Batanghari ludes terbakar. Rumah tersebut ditempati Pendi, 44 bersama empat anggota keluarganya.
sumber: Padek
Share this Article on : Share
__________________________________________________________________________